Minggu, 14 Juni 2015

AKRASIA (KELEMAHAN KEHENDAK)


Kelemahan Kehendak (Akrasia)

Kelemahan kehendak berasal dari kata Akrasia, yaitu a dan kratēs, yang berarti tanpa kekuatan. Pandangan tentang kelemahan kehendak merupakan tanggapan Aristoteles atas pandangan Sokrates. Soktares mengatakan bahwa orang yang melakukan hal yang baik karena orang itu mengetahui apa yang baik. Dalam hal ini, jika orang melakukan yang tidak baik itu karena orang tidak mengetahui apa yang baik. Dengan kata lain, melakukan yang tidak baik karena ketidaktahuan (ignorance). Terhadap pandangan Sokrates tersebut, Aristoteles mengatakan bahwa adakalanya bahwa orang melakukan sesuatu yang tidak baik karena kelemahan kehendak. Artinya bahwa ada peristiwa di mana seseorang telah memutuskan dan mempertimbangkan dengan baik untuk melakukan sesuatu yang baik, akan tetapi karena kelemahan kehendak (akrasia) sehingga dalam pelaksanaannya justru ia melakukan hal yang tidak baik. 
Lebih lanjut Aristoteles menjelaskan bahwa jiwa manusia terdiri atas beberapa bagian. Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri juga bahwa antara bagian-bagian itu bisa terjadi konflik. Misalnya, konflik antara pengetahuan dan keinginan. Berdasarkan pengetahuan bahwa merokok itu merugikan kesehatan. Akan tetapi, orang yang mengetahui merokok dapat merugikan kesehatan justru merokok. Jadi, menurut Aristoteles bahwa dalam situasi konkrit kadang-kadang rasio dikalahkan oleh keinginan. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa problema seperti dijelaskan dalam contoh tersebut terjadi karena adalanya kelehaman kehendak (akrasia). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar